Bahkan dalam hadits qudsi dikatakan bahwa:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ أَدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَهُوَ لِيْ، وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ
Artinya: “Setiap amal yang dilakukan anak Adam adalah untuknya, ‘Kecuali puasa, itu untuk-Ku dan Aku yang langsung membalasnya. (HR. Bukhari)
Di era modern ini banyak sekali para pakar yang membuktikan berbagai manfaat yang didapat oleh orang yang berpuasa. Misalkan saja dalam bidang psikologi, puasa dapat menyebabkan pelepasan produksi protein ke otak yang dinamakan BDNF (Braind Derived Neurotropic Factor). Protein otak yang dilepaskan ini memiliki efek yang mirip dengan obat-obatan anti depresan sehingga tingkat kecemasan, stres dan depresi ringan bisa menurun. Dalam bidang kedokteran para dokter mengungkapkan manfaat puasa adalah mengistirahatkan organ pencenaan tubuh yang sebelumnya dipaksa terus-menerus untuk bekerja, serta membersihkan jasmani dari racun-racun yang membahayakan.
Puasa juga memiliki dampak sosial yang luar biasa. Sebab dengan berpuasa orang akan merasakan letih, lapar dan haus. Dengan itu manusia diharapkan akan sadar dan lebih tergerak hatinya untuk berbelas kasih dan berbagi dengan orang-orang yang kesulitan secara ekonomi. Sulthonul ‘Ulama’ ‘Izzuddin Abdul Aziz Ibn Abdis Salam As-Sulami dalam kitab Maqoshidush Shoum, menjelaskan keutamaan puasa. Diantaranya:
(1) Meninggikan derajat (رَفْعُ الدَّرَجَةِ), di dalam beberapa hadits dijelaskan bahwa ketika puasa Romadlon pintu surga di buka, pintu neraka di tutup, setan di ikat. Pintu royyan (pintu surga) hanya dimasuki oleh orang yang melasakanakn puasa. Bau mulut orang puasa wangi seperti minyak kasturi. Malaikat juga memintakan rahmat dan maghfiroh bagi orang yang puasa ketika berada di depan jamuan makan, dan dia tetap berpuasa.
(2) Penghapus dosa ( تَكْفِيْرُ الْخَطِيْئَاتِ ), Nabi bersabda;
وَرَمَضَانُ إلَى رَمَضَانَ؛ مُكَفِّراتٌ مَا بَيْنهُنَّ إذَا اجْتَنَبْتَ الكْبَائِرَ ( أخرجه أحمد(
Artinya: “Romadlon sampai Romadlon bisa menghapus dosa yang berada diantara kedua Ramadha, jika kamu menjauhi dosa besar.” (HR. Ahmad)
- Mengalahkan nafsu syahwat (كَسْرُ الشَّهَوَاتِ),
Artinya: “Sesungguhnya lapar dan dahaga bisa mencegah syahwat maksiat”.
- Memperbanyak shodaqoh (تَكْثِيْرُ الصَّدَقَات), orang yang puasa ketika lapar pasti ingat orang fakir yang sedang lapar, sehingga mendorong untuk memberi sodaqoh. Nabi Yusuf AS tidak makan jika orang yang berkaitan dengan beliau belum makan. Ketika diminta makan, beliau berkata : saya masih kenyag, saya khawatir melupakan orang lapar.
- Menyempurnakan ketaatan (تَوْفِيْرُ الطَّاعَاتِ), orang yang puasa ketika lapar akan ingat lapar dan dahaganya penghuni neraka, kemudian bergerak hatinnya untuk memperbanyak taat agar selamat dari siksa neraka.
- Bersyukur mengetahui kenikmatan tersembunyi (شُكْرُ عَالِمِ الخَفِيَّاتِ), orang yang puasa ketika merasakan lapar dan dahaga akan sadar dan ingat kepada zat yang memberi nikmat kenyang dan terpenuhinya rasa haus. Kemudian bersyukur kepada Alloh atas nikmanya kenyang dan hilangnya dahaga.
- Mencegah keinginan maksiat dan melanggar syariat
Sifat nafsu itu ketika kenyang akan mendorong kepada perbuatan maksiat. sebaliknya, ketika lapar dan haus, nafsu menjadi lemah untuk melaksanakan maksiat dan melanggar syariat
- Sehat akal dan badan (صِحَّةُ الْأَذْهَانِ وَسَلَامَةُ الْأَبْدَانِ)
صُوْمُوْا تَصِحُّوْا (رواه الطبراني)
Artinya; “Puasalah kalian, maka kalian akan sehat.”
Hadis riwayat dari Salman Al Farisi. Rasulullah SAW pernah berkhutbah saat hari terakhir bulan Sya’ban.
فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، شَهْرٌ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ،
Artinya; “Beliau berkata, wahai para manusia, kalian telah dinaungi bulan agung, bulan yang diberkahi, bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari pada seribu bulan.”
Penulis : Bapak Ustadz A. Zaenal Abidin Nurhadi, M.Pd (Khodim MHM Ngunut Pusat)