Haflah Muwada’ah PPHM Ngunut, Begini Pengasuh Berpesan. - Hidayatul Mubtadi-'ien

Haflah Muwada’ah PPHM Ngunut, Begini Pengasuh Berpesan.

Ngunut - Agenda terakhir Pondok dan Madrasah asrama Pusat tahun ajaran 2022 ditutup dengan pelaksanaan Haflah Muwadaah sebagai bentuk penutupan pengajaran tahun ini.

Salah satu hal yang paling ditunggu-tunggu santri akhir tingkatan terutama santri kelas tiga Aliyah ialah Haflah Muwadaah. Pasalnya, sebelum diperkenankan mengabdi sebagai pengurus atau asatidz tiap unit, terlebih dahulu mereka ditakhtim untuk melegalkan kelulusan belajarnya di MHM Ngunut.
Selain takhtiman para santri, juga terdapat pembacaan tahlil yang diimami KH. M. Adib Minanurrahman Ali dengan diikuti para hadirin-hadirot yang kebanyakan merupakan wali santri PPHM Pusat. Tidak lupa juga dihadiri jajaran DP3HM beserta keluarga besar, seperti KH. Mahrus Maryani, KH. Fathurrouf Syafi’i, KH. Minanurrohim Ali, KH. Muhson Hamdani, KH. Badrul Huda Ali dan juga beberapa tokoh agama.

Pukul 21.50 WIB, selaku perwakilan santri yang ditakhtim. Saudara Mawlana Nabrisni Hawna mengungkapkan perasaannya mengenai kesan serta pesannya terkait perjalanan tholabul ‘ilmi di PPHM Ngunut. Tidak lupa ia juga mengucapkan terimakasih serta permohonan maaf kepada para asatid yang telah mengajar semenjak ia dan kawan-kawan berada di bangku belajar.

“Mewakili santri takhtiman, kami sadari walaupun dalam pendidikan telah usai. Namun perjuangan kami masih panjang dan harus kami persiapkan sebagai penerus perjuangan beliau muassis yakni Romo KH. Ali Shoddiq Umman.” ungkapnya.
Guna mengungkapkan rasa syukurnya, KH. Anwar Dasuki menuturkan beberapa kata sambutannya selaku perwakilan wali santri. “Kesenangan dan rasa bahagia tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, karena anak-anak kami saat ini sudah menamatkan jenjang pendidikan di MHM ini. Pasti ini berkat kesungguhan dan keikhlasan para masyayikh.”

Mudhir Aam MHM Ngunut yang diemban oleh KH. Makhrus Maryani, kali ini juga memberikan kata sambutannya sendiri dalam acara hari ini (09/03).
“Jangan merasa puas atas ilmu yang pernah kamu dapat di madrasah ini, kembangkanlah.” Pesan beliau. Sehingga para pengurus dan asatid baru menurut beliau harus memiliki rasa tawadu’ terhadap ilmunya serta tidak merasa cukup terhadap apa yang mereka dapatkan saat mereka belajar di MHM. “Carilah ilmu sebelum kamu terhormat.” Imbuh beliau.

Selanjutnya, dalam mauidhoh yang dihaturkan oleh Master of Ceremony kepada Habib Mustofa bin Idrus. Beliau menunjukkan perkara-perkara yang harus dihindari oleh para santri takhtim saat menjabat sebagai pengurus atau asatid.
“Hati-hati kepada para santri, (red: mereka) harus menghindari 2 hal yakni malu dan takabur. Agar dapat keberkahan ilmu.” Tutur Habib yang berasal dari kota Batu tersebut.

Kedua hal itulah yang menurut beliau yang akan sengat berefek terhadap sepak terjang santri yang nantinya terjun sebagai pengurus, asatid atau juga di masyarakat.
“Para wali santri harus benar-benar dalam memilih pondok pesantren anaknya. jangan sampai memondokkan anaknya kepada ulama’ yang sanad keilmuannya tidak sampai Rasulullah.” Lanjut beliau.

Bila memutar waktu, kita akan mengetahui bahwa acara ini melibatkan sejumlah santri PPHM Pusat, seperti dalam masalah perlengkapan, penataan tempat, konsumsi tamu dan masih banyak yang lainnya. Sedangkan hadirin dan hadirot yang mengadiri acara ini diperkirakan mencapai 500 orang tamu undangan. Terlihat dari banyaknya kursi yang telah terisi penuh. (Red/MFH/FND)

0 Comment

Add a comment